Mengapa? Sebab, pendidikan yang baik adalah bagaimana seorang pendidik mampu membekali dan mempersiapkan peserta didik untuk menjadi pribadi yang mampu meyikapi segala realitas kehidupan dengan bijak dan siap menghadapi segala perubahan dengan tetap berpijak pada nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan dalam bingkai kebudayaan.
Dalam konstruksi pemahaman seperti ini, inti dari pendidikan adalah terjadinya proses belajar dan berpikir kreatif dalam diri guru dan peserta didik, bukan sekadar intensitas pertemuan, bagusnya nilai ujian, piala perlombaan yang diperoleh, dan tingginya titel seorang guru. Itu semua tidak berarti tanpa adanya peningkatan spirit belajar.
Merealisasikan pendidikan sebagaimana di atas membutuhkan falsafah pendidikan yang menekankan pada pengembangan seluruh potensi manusia (pendidikan integratif) dan karakter peserta didik. Karakter sebagai dasar untuk lahirnya sikap-sikap kehidupan yang selalu berpihak pada kemaslahatan dan kemanfaatan hidup, bukan justru merusak dan membawa problem bagi kehidupan dirinya dan entitas di sekelilingnya. Praktik pendidikan karakter sangat menekankan pentingnya seorang guru sebagai role model bagi peserta didik.
Demikian petikan Prakata Ketua LP Ma'arif PWNU Jawa Tengah pada buku ini. Tertarik, silakan beli.
Judul: Guru Dilarang Mengajar!: Refleksi Kritis Paradigma Didik, Paradigma Ajar, dan Paradigma Belajar
Penerbit: CV. Asna Pustaka
Pengarang: Hamidulloh Ibda
Editor: Andrian Gandi Wijanarko
Tahun: 2019
ISBN: 978-623-91103-3-8
Website: www.maarifnujateng.or.id
Email: asnapustaka@gmail.com
Harga: Rp 50.000 (Belum termasuk ongkir)
WA: 08562674799
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.